Tanya jawab masalah Shalat

Assamualaikum wb. Wr
Yang kami hormati dan yang kami tauladani, Ust H Ahmad.
Saya mau tanya tentang tata cara sholat dan gerakan sholat menurut Imam As-Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Hambali dan Imam Maliki. Saya minta tolong supaya Bapak Ustadz menjelaskannya secara gamblang (sejelas mungkin).
Soalnya tata cara sholat atau gerakan sholat 4 imam tersebut pasti ada perbedaan. Di sinilah pertanyaan saya, di antara 4 imam tersebut gerakan sholat yang mana yang benar benar dari tutunan Nabi Mmuhammad SAW?
Soalnya semua gerakan itu menurut hadis nabi, kan tidak mungkin Nabi Muhammad itu gerakannya selalu berbeda beda dalam sholatnya.
Sebelumnya terima kasih ya pak atas jawabannya
Wasamualaikum wb. Wr.
bayu_romadhon
bayu_romadhon at eramuslim.com
Jawaban  Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh,

Pertanyaan anda ini sangat menarik dan tentunya juga mewakili sekian banyak saudara kita yang punya pertanyaan yang sama. Dan memang masalah ini seringkali menggelitik rasa ingin tahu kita. Sebab agak jarang dijelaskan secara utuh.
Karena itu mohon maaf kalau penjelasan ini dirasa agak bertele-tele dan membosankan. Namun kami maksudkan agar dapat menjawab rasa ingin tahu Anda.
Mana Yang Benar?
Kita agak kesulitan untuk menjawab pertanyaan polos ini. Mengapa kesulitan? Karena seandainya kebenaran itu jelas dan tegas, tentu tidak akan muncul beberapa versi. Pasti akan muncul satu versi saja.
Quran dan Hadits: Belum Rinci dan Sistematis Membahas Shalat
Munculnya beberapa versi teknik shalat yang ada di beberapa mazhab justru sebenarnya berangkat dari ketidak-jelasan dalil Quran dan Sunnah itu sendiri. Bukan berarti kami mengatakan bahwa keduanya tidak lengkap, tetapi masih membutuhkan pola tertentu untuk mengeluarkan hukumnya.
Seandainya di dalam Al-Quran ada petunjuk detail, lengkap, padat, rinci, sempurna dan siap pakai tentang teknis gerakan dan bacaan shalat, tentu tidak akan ada banyak variasi gerakan shalat. Demikian juga, seandainya ada satu kitab hadits yang sudah dipastikan seluruhnya shahih, lalu di dalamnya dijelaskan semua detail teknis shalat tanpa adanya dua atau beberapa hadits yang saling bertentangan isinya, maka masalahnya pasti sudah selesai.
Namun kenyataannya, semua itu tidak terjadi. Al-Quran bukanlah kitab petunjuk detail tentang shalat, begitu juga semua kitab hadits.
Beda Pendapat Untuk Menshahihkan
Bahkan hadits-hadits itu sebagian besarnya masih harus dikritisi tentang keshahihannya. Yang dishahihkan oleh Imam Al-Bukhari baru 2000-an hadits saja dari jutaan hadits.
Hadits-hadits selebihnya tidak dishahihkan oleh beliau, namun dishahihkan oleh imam yang lain. Sehingga muncul perbedaan pendapat, karena terkadang sebuah hadits dishahihkan oleh seorang muhaddits, namun muhaddits lainnya menolak keshahihannya.
Sayangnya lagi, justru yang kasusnya seperti ini sangat besar dan banyak jumlahnya. Jauh melebihih hadits yang sudah disepakati keshahihannya oleh Al-Bukhari dan Imam Muslim.
Shahih Tapi Satu Dengan Yang Lain Masih Mungkin Bertentangan
Dan yang sudah dishahihkan itu pun ternyata bukan semuanya tentang shalat. Kalau ada sebagiannya tentang shalat, ternyata isinya juga seringkali saling bertentangan.
Maksud bertentangan adalah seperti yang anda katakan tadi. Misalnya ada hadits yang shahih menyebutkan bahwa nabi SAW shalat tangannya diletakkan di dada. Lalu ada lagi hadits shahih lainnya yang justru menyebutkan tangannya di perut, atau di bawah perut dan begitulah seterusnya.
Semua kenyataan di atas telah memustahilkan keseragaman dalam aturan shalat. Semua dalil yang kita miliki telah membawa kita kepada perbedaan bentuk teknis shalat. Meski setiap kita telah bertekad untuk mengikuti tata cara shalat nabi SAW. Tetapi hasilnya tidak pernah ada yang bisa dipastikan 100% kebenarannya. Dan sebaliknya, kita juga tidak bisa memvonis bahwa yang berbeda dengannya pasti 100% salah. Semua masuk dalam kerangka ihtimal.
Perbedaan Teknis Shalat dalam 4 Mazhab: Sebuah Keniscayaan
Dengan demikian, bila kita dapati ada 4 mazhab yang berbeda tata cara shalatnya, kita bisa maklum. Bahkan di dalam satu mazhab pun sangat besar kemungkinan terjadinya perbedaan. Boleh dibilang bahwa perbedaan itu sudah merupakan kemestian yang tidak mungkin dihindarkan.
Untuk itu pertanyaan semisal, “Mana yangbenar atau mana yang salah?”, menjadi kurang relevan. Mungkin yang lebih tepat adalah, “Mana yang paling rajih (lebih kuat) istidlalnya? Dan menurut siapa?”
Boleh jadi menurut kalangan mazhab A, tata cara shalat mereka adalah yang paling shahih dan paling sesuai dengan Rasulullah SAW. Namun bisa saja menurut mazhab B, versi merekalah yang paling sesuai dengan Rasulullah SAW.
Yang menarik, meski saling berbeda, dahulu para imam mazhab sama sekali tidak pernah saling bermusuhan. Apalagi saling menjelekkan, saling tuding atau saling berghibah. Mereka adalah ulama yang sangat tidak mungkin berakhlaq serendah itu. Kedalaman ilmu mereka telah mencegah mereka terjebak ke dalam gaya arogan yang nista.
Sifat mereka jauh berbeda dengan orang zaman sekarang yang sering mengklaim diri sebagai pengikut ulama, namun perilakunya justru bertentangan dengan sifat para ulama itu sendiri.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabaraktuh,
Ahmad Sarwat, Lc

16 responses to this post.

  1. Posted by tia witati on March 31, 2011 at 12:59 pm

    assalamu’alaikum wr. wb.
    pak, saya ingin bertanya, saya sedang belajar sholat mengikuti ulama salafi. bagaimana kalau saya ikut makmum dengan selain salaf. tolong beritahu tata caranya menurut ulama salafi yang tepat dan benar. sebelumnya terima kasih atas perhatiannya.
    wassalamu’alaikum wr. wb

    Reply

  2. menanyakan imam sholat yang paling hak menurut imam syafi’i apaada perbedaan dengan imam yang lain ?

    Reply

  3. 1.bagaimana hukumnya seorang yang naik haji dengan uang pinjaman dari bank pemerintah itu ? syah atau tidak hajinya .
    2. bagaimana bacaan memotong rambut bayi yang baru usia tujuh hari serta hukumnya apa?
    3.siapa yang lebih berhak mengimami shalat itu ? seandainya dalam keluarga yang lebih pandai adalah intrinya ?

    Reply

  4. wah, syukron atas pertanyaannya.
    afwan baru sa jawab.
    naik haji merupakan kewajiban bagi kita selaku muslim yang mengikuti seluruh rukunnya, walau pun uang nya hasil pinjamaan. jangan kan minjam dengan niat saja kita sudah akan tercatat sebagai haji. untuk masalah imam dari istri tu tidak di perboleh kan . walau bagai manapun kita tidak boleh di imami oleh akhwat. oh iya tuk masalah bacaan tuk cukur tu dak ada doa khusus . cuman dulu rasul pernah menanyakan kepada istrinya apakah anaknya dah dickur tau belum

    Reply

  5. Posted by sapto margono soewito on May 7, 2011 at 3:00 am

    Assalamualaikum wr.wb.
    Saya sebagai orang awam dan sesungguhnya nggak mengerti ISLAM apalagi tatakramanya, atawa hukum-hukumnya, namun dsaya igi berkomnentar atau memberikan sedikit pandangan saya masalah atau pertanyaan dari ahmad saputra tentang :
    1.bagaimana hukumnya seorang yang naik haji dengan uang pinjaman dari bank pemerintah itu ? syah atau tidak hajinya .
    2. siapa yang lebih berhak mengimami shalat itu ? seandainya dalam keluarga yang lebih pandai adalah intrinya ?

    Dalam pandangan saya pribadi. hukum naik naik ditempatkan di saf atau baris atau tingkat paling bawah dengan Isi sebagai berikut : Manunaikan haji bagi yang mampu dan sanggup” dalam arti sesuatu perkara tidak akan menjadi perkara kalau jatuh kepada Ahlinya” seperti halnya naik haji dengan pinjaman uang dari “BANG” pemerintah ya alhamdulillah semua sah saja yang penting dalam pengembalian dan pembayaran tidak menjadikan masalsah, karena ada ayat yg mengatakan “Jangan orang mukin mengangkat orang kafir sebagai imam, atau pimpinan atau presiden karena jika orang muslim melakukan ini maka lepaslah dia dari pertolongan Allah” jadi mestinya yang didahulukanoleh pemerintah adalah perjalan “agama” akhirat, kalau imam pimpinan kita adalah orang “Beriman” namun apa yang terjadi sekarang ini? malah kebalikan naik haji malah menjadikan “masalah”, dan bahkan menjadi “SUMBER MASALAH” baik dari segi moril dan meril dan akhirnya menjadikan “taqwil” yang diadakan benar nggak? ini salah satu contoh, dan masih banyak contoh lain dalam kehidupan ini yang nggak sesuai dengan syaret Islam. Maaf Saya tidak “mengklaim” bahwa Orang yang mengurus ini orang “Kafir” atau “Tidak Beriman” atau “Gelum Beriman” Atau Belum “MUSLIM” namun anda bisa memaknai sendiri dengan akal dan mata hati, dengan ketetapan Alquran dan Sunnah,
    Jika Mampu maksudnya nggak usah nyusahkan orang lain termasuk negara atau menjadikan orang lain atau negara sekalipun sebagai “Suyet” atau “mangsa”, ada baiknya sedikit demi sedikit mnabung Insya Allah Allah Tahu Akan “NIAT” hambanya, karena Niat mendapat nilai 1, jika terlaksana maka ditambahkan nilai tertinggi dalam deretan angka yaitu 9, dan akan menjadi 1 pahal kebaikan kami bals dengan 10 pahala kebaikan.
    Untuk Imam apa yang dijadikan “KETETAPAN,”KONSTANTA YANG HAQ” mana sudah “HAQ” Jangankan Istri, Nabi ISA AS. tidak berhak menjadi Imam pada saat Beliau bergabung dengan “UMMAT MUHAMMAD UNTUK SHOLAT” Berjamaah pada akhir jaman, dengan memberikan penolakan yang sangat halus, : “Tidak Sebagian dari Kamu Menjadi Imam bagi sebagian yang lain (Maksudnya Kaum Laki-laki). Kalau Perempuan bisa jadi IMAM Pasti Allah mengakatan jadilah “IMIM” bukan “IMAM” kiranya demikianlah sanggahan saya yang sangat bodoh dan tak mengerti ISLAM semoga ada manfaatnya.
    Wassalam SApto MS

    Reply

  6. Posted by sapto margono soewito on May 7, 2011 at 3:12 am

    Assalamualaikum wr. wb.
    Satu contoh syarif (Pembom bunuh diri) dari Niat dia sudah salah mengapa? Niat dia ingin membunuh dan mematikan manusia lainnya dengan sengaja, bertarti niatnya 0, Bapak kapolres niat satu mengapa dia hanya mngakatan dalam niat “La haula wala kuwata ila billah” ingin sholat jumat niat 1 namun belum terlaksanan, maka nilai 1 jadi antara Pak Kapolres dengan srarif adalah nilao 1dan0, artinya pahala milik syarif diambil seluruhnya oleh Pak Kapolres. akhirnya pak kapolren mendapat nilai 10. Ini baru cerita “NIAT DENGAN SENGAJA” BEDA DENGAN TIDAK SENGAJA=KILAF. demikian Allah membingungkan para hambanya yang berakal untuk dapat menyaring yang benar-benar siapa yang menggunakan AKAL DAN MATAHATI atau “HAMBA” yang hanya menggunakan akal semata (OTAK) saja.(PINTER). Jadi sesuatu perkara kalau tidak mengerti apalagi paham tanyakan kepada Ahli yang sebenarnya ahli. Akirnya tidak sia-sia hidup ini, ada ayat yang mengatakan :”Karena sesungguhnya manusia itu dalam kesesatan yang nyata” bagaimaan supaya bisa lepas dari “kesesatan itu”, “AKAL DAN MATAHATI KUCINYA” tanya kepada ahlinya dan “IQRO BISMIROBBIKANLADZI HALAQO”, Bacalah semua yang ada di alam semesta ini dengan atas nama “TUHANMU(ALLAH.SWT)”,

    Reply

  7. Posted by sapto margono soewito on May 7, 2011 at 3:30 am

    Assalamualaikum Wr. Wb.
    Panasnya Matahari masih lebih panas lagi “Neraka Saqor” sekita 10 kali mlipat matahari kemana hendak lari? apakah neraka itu nggak ada? Bilang siapa dan siapa yang bilang? Neraka adalah Api yang bernyala-nyala, Api sifatnya “PANAS.
    Maka Jika ana bercerita kpada saya neraka itu tidak ada atau omong ksongong saya yakin dan percaya. Lain halnya anda bererita dengan Almarhum “MBAH MARIJAN” Maka jelas akan ditentangnya mengapa Jawabnya singkat Tapi Pasti Tetap yaitu, ‘MAS SAYA BELUM KENA NERAKA AJA SUDAH KALAH, INI BARU “WEDUS GEMBEL” (KAMBING KURAPNYA) NERAKA AKU TELAH TEWAS APALAGI NERAKASAQOR YANG DATANG?
    bertanya pada ustad paling hanya dijawab sesaui dengan pengetahuan yang dipelajarinya, secara teori namun tanya kepada ahlinya yang sudah melaksakan akan lain halnya. “Jadi intinya “Sesuatu perkara diserahkan bukan kepada ahlinya maka sesat dapatnya. dan Ilmu marifatullah jatuh kepada bukan ahlinya maka kafir hukumnya”
    demikian sedikit celoteh saya buat Seluruh Kaum yang “Berselimut Muhammad”
    marilah kita menggaungkan kalimat yang mulia La Ila Ha Ilallah, Muhammad Rasulullah”, hanya kalimat ini yang bisa membendung kita dari sengatan matahari 2013 yang ramai dibicarkan oleh Amerika yang berupa badai Matahari, dan permukaan Matahari itu 6000 derajat dikali 1000= 60.000.000 disaat terjadi ledakan. Hai Muhammad apabila ada yang bertanya kepadaMU tentang ROH Katakan itu dari Sisi Tuhanmu namun dalam rangkaian perjalanan ini ada Ummatmu dan sebagai hamba-KU yang tetap kuberitakan tentang ini…..sampai akhir jaman (hari kiamat) karena mereka itulah Penegak-penegak “Agama KU”(Agama ALLAH), mana sih agama yang dimaksud agama Allah itu? Sesungguhnya Agama yang diridhoi disisi Allah Hanyalah ISLAM tidak akan ada selisih orang yang telah AKU beri : Kitab Zabur, Kitab Taurat(Musa), Kitab Injil (ISA.AS) apabila telah aku beri petunjuk……. Inilah jalan yang lurus namun jika belum diberi petunjuk apakah saya termasuk dalam dalam orang beriman? wlahu alam bisawat naumn dari semua itu Allah hanya Mempunyai Satu Jawaban, dan satu “ke-Tetap-an” Ini sesungguhnya rahasia Ghaib yang KAMI Kabharkan kepada kamu Hai Muhammad pada Saat Ummat Ummat nabi Nuh, Nabi Musa, dan Ummat Nabi ISA bersengkata……semoga kita sebagai ummat Muhammad semakin tawakal dan Taqwa serta Istiqomah menghadapi awal 2012 – 2013 sampai dengan 2019
    Wassalam
    Sapto MS

    Reply

  8. Posted by sapto margono soewito on May 7, 2011 at 3:48 am

    assalamualaikum wr. wb
    Sesungguhnya Para nabi itu adalah satu keturunan dari keturunan yang lain….Jadi Musa dengan ISA. AS tidak selisih pandangan, begitu juga ISA dengan MUHAMMAD tidak ada selisih Pandangan tentang ALLAH….jadi siapa yang menselisihkan? Pertama “UMMATNYA” masing-masing dan kedua Ingat Penciptaan Awal Manusia, Jin dan Malaikat. Mengapa? “Sesungguhnya mereka itu mendebati apa yang sebenarnya dan sesungguhnya mereka sendiri tidak mengerti dan tidak mengetahuinya…Demikianlah Al-Quran yang penuh Hikmah telah merangkum kitab terdahulu dan di luruskanlah pandangan yang siperselisihkan oleh ummat-ummat para nabi yang terdahulu, untuk ummat akhir jaman,yaitu UMMAT MUHAMMAD SAW. namun sampai sekarang juga masih selisih……karena Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah Kecuali ALLAH Semata lengkap dengan Syaerat, Tarekat, Hakikat, dan ma’rifat. jadi sudah benar Ahmad syahputra bertanya. kaena semakin banya bertanya semakin banyak ilmu yang didapat, semakin banyak melihat semakin banyak ilmu yang didapat, semakin banyak mendengar semakain banyak ilmu yang didapat, karena ayatnya, “Kemudian kami beri Dia fulan bin fulan dapat : Bercerita(Kalamullah), Mendengar(kalamullah) dan Melihat(Kalamullah) …..atas kehendak kami HHO I AM?……tak lupa saya haturkan Solawat dan salam bagi Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya…..
    sekian dulu ocehan saya ini semoga kita semakin menggunakan akal dan mata bathin untuk men]leihat “KEBENARAN YANG HAQIQI” bukan kebenaran yang semu, fatamorgana jika kita HAQUL YAQIIEN” pada Allah dan Rasulnya Semata Amin yya robbal alamin
    Buat Yang pnya Blok Terima kasih telah memberikan pencerahan hati baig saudra kita semua, sesungguhnya kita semua bersaudara, namun ada memilih jalan yang lurus ada yang memilih jalan yang bengkok sesuai Lakonya masing-masiig
    Wassalam
    Sapto Margono Soewtio
    (Tuban,Winong Indonesia)

    Reply

  9. Posted by sapto margono soewito on May 7, 2011 at 3:50 am

    assalamualaikum wr. wb
    Sesungguhnya Para nabi itu adalah satu keturunan dari keturunan yang lain….Jadi Musa dengan ISA. AS tidak selisih pandangan, begitu juga ISA dengan MUHAMMAD tidak ada selisih Pandangan tentang ALLAH….jadi siapa yang menselisihkan? Pertama “UMMATNYA” masing-masing dan kedua Ingat Penciptaan Awal Manusia, Jin dan Malaikat. Mengapa? “Sesungguhnya mereka itu mendebati apa yang sebenarnya dan sesungguhnya mereka sendiri tidak mengerti dan tidak mengetahuinya…Demikianlah Al-Quran yang penuh Hikmah telah merangkum kitab terdahulu dan di luruskanlah pandangan yang siperselisihkan oleh ummat-ummat para nabi yang terdahulu, untuk ummat akhir jaman,yaitu UMMAT MUHAMMAD SAW. namun sampai sekarang juga masih selisih……karena Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah Kecuali ALLAH Semata lengkap dengan Syaerat, Tarekat, Hakikat, dan ma’rifat. jadi sudah benar Ahmad syahputra bertanya. kaena semakin banya bertanya semakin banyak ilmu yang didapat, semakin banyak melihat semakin banyak ilmu yang didapat, semakin banyak mendengar semakain banyak ilmu yang didapat, karena ayatnya, “Kemudian kami beri Dia fulan bin fulan dapat : Bercerita(Kalamullah), Mendengar(kalamullah) dan Melihat(Kalamullah) …..atas kehendak kami HHO I AM?……tak lupa saya haturkan Solawat dan salam bagi Junjungan Kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya…..
    sekian dulu ocehan saya ini semoga kita semakin menggunakan akal dan mata bathin untuk men]leihat “KEBENARAN YANG HAQIQI” bukan kebenaran yang semu, fatamorgana jika kita HAQUL YAQIIEN” pada Allah dan Rasulnya Semata Amin yya robbal alamin
    Buat Yang pnya Blok Terima kasih telah memberikan pencerahan hati baig saudra kita semua, sesungguhnya kita semua bersaudara, namun ada memilih jalan yang lurus ada yang memilih jalan yang bengkok sesuai Lakonnya masing-masiig yang diberikan Allah SWT kepadanya namun semua lakon tadi bisa diubah karena ALlah tidak akan merubah nasib suatu kaum kalau kaum itu nggak mau merobahnya sendiri dan AKU tidak pernah mengajab HambaKU yang telah aku ciptakan sendirian melainkan hambaKU menganiaya dirinya sendiri…..dengan Menjalani larangan-NYA dan manjauhi perintah-NYA
    Wassalam
    Sapto Margono Soewito
    (Tuban,Winong Indonesia)

    Reply

  10. sebenarnya ulama salafi/mana yang benar tentang shalat

    Reply

  11. Posted by arya on June 15, 2011 at 12:40 pm

    aslm…
    akhr2 ine saya sering lupa bacaan tahiat awal dan ahir, hukum nya bagimana ya? dan apakah sholat sya syah?

    Reply

  12. aslm…
    akhr2 ine saya sering lupa bacaan tahiat awal dan ahir, hukum nya bagimana ya? dan apakah sholat sya syah? saya takut.

    Reply

  13. Posted by ickha on January 9, 2012 at 5:41 am

    aslamualaikm………
    q mau bertnya …
    1. bagai manakah shalat’a orang yang menderta luka yang terus menerus mengeluarkan nanah?
    2. bolehkah seorang menunaikan dua rokaat shalat dngn niat untuk tiga shalat sunnah sekaili gus?
    batalkh wudhu seorang wanita yang mmndikan anak’a dengan menyentuh kmaluan’a…..?

    Reply

  14. assalamu’alaikum ya ikwanul muslimin…,
    ana ingin bertanya … apakah boleh mengkodok kan sholat bagi orang yg sudah meninggal dunia.., menurut pendapat imam hanafi.. jika tidak keberatan…, pengambilan nya dari kitab apa dan shohifah berapa. terima kasih
    wassalamu’alaikum..

    Reply

  15. Posted by kaka on August 6, 2012 at 5:25 am

    assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.
    minta pendapatnya bagaimana seorang imam sholat tapi masih suka minum hammer dan judi……apakah sah sholat di imamkan seorang tersebutr atau bagaimana hukumnya ? trima kasih wassalam

    Reply

Leave a reply to zamroni Cancel reply